IDXChannel – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) terus menunjukkan minatnya untuk mengakuisisi sebuah bank umum syariah yang kabarnya akan digabungkan dengan unit usaha syariah (UUS) miliknya. Salah satu tujuan utama akuisisi tersebut adalah untuk memperkuat likuiditas berbiaya murah, dalam hal ini tabungan.
Ulasan Trimegah menyebutkan, manajemen BTN telah memberikan beberapa pertanda yang cukup sejalan dengan rumor-rumor yang beredar, bahwa rencana aksi korporasi tersebut akan terjadi pada 2024.
Berdasarkan materi Analyst Meeting BTN per 30 September 2023, bank penyalur KPR terkemuka di Indonesia ini telah membukukan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 323,9 triliun, bertumbuh 3,54 persen year-on-year (yoy)
Dari total DPK tersebut, sebanyak 49,5 persen adalah dana murah berupa tabungan dan giro (Current Account Savings Account/CASA), sedangkan sisanya merupakan deposito. Proporsi tersebut meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 45,9 persen.
Pertumbuhan CASA tersebut ditopang oleh semakin banyaknya transaksi melalui aplikasi BTN Mobile, dengan jumlah pengguna mencapai 2,49 juta.
Hingga akhir September 2023, jumlah transaksi BTN Mobile mencapai 284 juta, melompat 117,3 persen yoy dari posisi yang sama tahun lalu. Sedangkan nilai transaksi BTN Mobile mencapai Rp 37 triliun atau bertumbuh 43,04 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun 2022.
Selama kurun waktu sembilan bulan pada tahun 2023, terdapat lebih dari 75 fitur yang telah muncul di BTN Mobile. Bank ini berharap dapat menambah sekitar 15 fitur baru pada kuartal IV-2023.
Beberapa fitur baru di BTN Mobile yang sedang dikembangkan yaitu Lifestyle Home Services, yang menyediakan layanan terkait kebutuhan di rumah; Lifestyle Train Tickets, yang merupakan layanan pembelian tiket kereta; dan BTN Kita, layanan untuk kredit konsumsi (KRING).
Dengan adanya rencana aksi korporasi yang dapat berdampak positif pada pengembangan dana murah BTN, Trimegah Securities dalam ulasannya merekomendasikan BUY untuk saham BTN dengan target price sebesar Rp 1.600 per saham.
Selepas Analyst Meeting BTN yang diadakan pada Senin (27/11) sore, market mengapresiasi rencana aksi korporasi tersebut. Pada pembukaan perdagangan Selasa (28/11), harga saham BTN meningkat ke level Rp 1.290 per saham dari penutupan Jumat pekan lalu (24/11) di Rp 1.260 per saham, dan ditutup positif pada sore hari di angka Rp 1.295 per saham.
Ulasan Trimegah menyebutkan, manajemen BTN telah memberikan beberapa pertanda yang cukup sejalan dengan rumor-rumor yang beredar, bahwa rencana aksi korporasi tersebut akan terjadi pada 2024.
Berdasarkan materi Analyst Meeting BTN per 30 September 2023, bank penyalur KPR terkemuka di Indonesia ini telah membukukan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 323,9 triliun, bertumbuh 3,54 persen year-on-year (yoy)
Dari total DPK tersebut, sebanyak 49,5 persen adalah dana murah berupa tabungan dan giro (Current Account Savings Account/CASA), sedangkan sisanya merupakan deposito. Proporsi tersebut meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 45,9 persen.
Pertumbuhan CASA tersebut ditopang oleh semakin banyaknya transaksi melalui aplikasi BTN Mobile, dengan jumlah pengguna mencapai 2,49 juta.
Hingga akhir September 2023, jumlah transaksi BTN Mobile mencapai 284 juta, melompat 117,3 persen yoy dari posisi yang sama tahun lalu. Sedangkan nilai transaksi BTN Mobile mencapai Rp 37 triliun atau bertumbuh 43,04 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun 2022.
Selama kurun waktu sembilan bulan pada tahun 2023, terdapat lebih dari 75 fitur yang telah muncul di BTN Mobile. Bank ini berharap dapat menambah sekitar 15 fitur baru pada kuartal IV-2023.
Beberapa fitur baru di BTN Mobile yang sedang dikembangkan yaitu Lifestyle Home Services, yang menyediakan layanan terkait kebutuhan di rumah; Lifestyle Train Tickets, yang merupakan layanan pembelian tiket kereta; dan BTN Kita, layanan untuk kredit konsumsi (KRING).
Dengan adanya rencana aksi korporasi yang dapat berdampak positif pada pengembangan dana murah BTN, Trimegah Securities dalam ulasannya merekomendasikan BUY untuk saham BTN dengan target price sebesar Rp 1.600 per saham.
Selepas Analyst Meeting BTN yang diadakan pada Senin (27/11) sore, market mengapresiasi rencana aksi korporasi tersebut. Pada pembukaan perdagangan Selasa (28/11), harga saham BTN meningkat ke level Rp 1.290 per saham dari penutupan Jumat pekan lalu (24/11) di Rp 1.260 per saham, dan ditutup positif pada sore hari di angka Rp 1.295 per saham.