JAKARTA, KOMPAS.com Haru mengalami, jumlah tersebut mengalami kenaikan 28,15 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp2,37 triliun di periode yang sama tahun 2021.
"Peningkatan tersebut didukung oleh pertumbuhan kredit yang solid, perbaikan proses bisnis dan kualitas kredit, serta kenaikan simpanan," kata Haru dalam konferensi pers paparan kinerja per 31 Desember 2022 di Menara BTN, Gambir, Jakarta, Kamis (16/2/2022).
Haru mengatakan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih menjadi motor terbesar pergerakan bisnis Bank BTN.
Ia mengatakan, KPR di Bank BTN tumbuh 9,23 persen secara tahunan menjadi Rp 233,68 triliun per 31 Desember 2022.
"Di segmen ini, KPR Subsidi tumbuh 11,61 persen yoy menjadi Rp145,86 triliun pada akhir 2022. Dengan kinerja tersebut, Bank BTN tercatat masih memimpin pasar KPR Subsidi dengan pangsa sebesar 83 persen," ujarnya.
Di samping itu, Haru mengatakan, Bank BTN mampu meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,77 persen secara tahunan dari Rp295,97 triliun menjadi Rp 321,93 triliun per 31 Desember 2022.
Ia mengatakan, peningkatan DPK tersebut didorong oleh kenaikan dana murah (current account savings account/CASA) perseroan sebesar 19,13 persen secara tahunan menjadi Rp156,2 triliun pada akhir Desember 2022.
"Dengan peningkatan tersebut, biaya dana (cost of fund/CoF) perseroan turun 53 basis poin (bps) yoy dari 3,13 persen pada akhir 2021 menjadi 2,60 persen," tuturnya.
Haru melanjutkan, penurunan biaya dana juga ikut mengerek turun beban bunga (interest expense) hingga 14,94 persen secara tahunan pada akhir tahun lalu.
Lebih lanjut, ia mengatakan, dengan kinerja positif kredit dan DPK, aset bank yang berfokus pada pembiayaan rumah rakyat ini juga naik 8,14 persen secara tahunan dari Rp371,86 triliun menjadi Rp402,14 triliun per 31 Desember 2022.
“Pertumbuhan bisnis tersebut juga diimbangi dengan penguatan modal, perbaikan kualitas serta peningkatan pencadangan, sehingga bisnis Bank BTN diharapkan terus tumbuh berkelanjutan,” ucap dia.
"Peningkatan tersebut didukung oleh pertumbuhan kredit yang solid, perbaikan proses bisnis dan kualitas kredit, serta kenaikan simpanan," kata Haru dalam konferensi pers paparan kinerja per 31 Desember 2022 di Menara BTN, Gambir, Jakarta, Kamis (16/2/2022).
Haru mengatakan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih menjadi motor terbesar pergerakan bisnis Bank BTN.
Ia mengatakan, KPR di Bank BTN tumbuh 9,23 persen secara tahunan menjadi Rp 233,68 triliun per 31 Desember 2022.
"Di segmen ini, KPR Subsidi tumbuh 11,61 persen yoy menjadi Rp145,86 triliun pada akhir 2022. Dengan kinerja tersebut, Bank BTN tercatat masih memimpin pasar KPR Subsidi dengan pangsa sebesar 83 persen," ujarnya.
Di samping itu, Haru mengatakan, Bank BTN mampu meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,77 persen secara tahunan dari Rp295,97 triliun menjadi Rp 321,93 triliun per 31 Desember 2022.
Ia mengatakan, peningkatan DPK tersebut didorong oleh kenaikan dana murah (current account savings account/CASA) perseroan sebesar 19,13 persen secara tahunan menjadi Rp156,2 triliun pada akhir Desember 2022.
"Dengan peningkatan tersebut, biaya dana (cost of fund/CoF) perseroan turun 53 basis poin (bps) yoy dari 3,13 persen pada akhir 2021 menjadi 2,60 persen," tuturnya.
Haru melanjutkan, penurunan biaya dana juga ikut mengerek turun beban bunga (interest expense) hingga 14,94 persen secara tahunan pada akhir tahun lalu.
Lebih lanjut, ia mengatakan, dengan kinerja positif kredit dan DPK, aset bank yang berfokus pada pembiayaan rumah rakyat ini juga naik 8,14 persen secara tahunan dari Rp371,86 triliun menjadi Rp402,14 triliun per 31 Desember 2022.
“Pertumbuhan bisnis tersebut juga diimbangi dengan penguatan modal, perbaikan kualitas serta peningkatan pencadangan, sehingga bisnis Bank BTN diharapkan terus tumbuh berkelanjutan,” ucap dia.