Adapun, data Statistik Perbankan Syariah yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan laba unit usaha syariah di Indonesia turun 15 persen yoy per November 2022. Dari sumber yang sama, kelompok bank umum syariah di Indonesia mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 46 persen yoy per November 2022.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan pertumbuhan BTN Syariah tersebut disumbang oleh peningkatan pembiayaan dan perbaikan kualitas pembiayaan.
"Kami akan terus mengoptimalkan BTN Syariah terutama pembiayaan perumahan dengan skema syariah yang saat ini makin diminati masyarakat Indonesia," jelas Haru, dikutip Rabu, 22 Februari 2023.
Adapun, dalam laporan keuangan BTN, BTN Syariah mencatatkan laba bersih yang melesat 80,12 persen yoy menjadi Rp333,58 miliar per 31 Desember 2022 dari Rp185,20 miliar di akhir 2021. Sejalan dengan kenaikan laba bersih tersebut, pembiayaan BTN Syariah juga tercatat tumbuh 14,79 persen yoy menjadi Rp33,62 triliun per 31 Desember 2022.
Target bisnis BTN Syariah di 2023
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Consumer BTN Hirwandi Gafar mengatakan BTN Syariah optimistis pada 2023 dapat menyalurkan pembiayaan dengan pertumbuhan double digit.
"Kami menargetkan pembiayaan syariah sekitar 13-14 persen disumbang permintaan yang masih tinggi di KPR Syariah," tutur Hirwandi.
Hirwandi melanjutkan, selain meningkatkan pembiayaan, BTN Syariah juga sukses memperbaiki kualitas pembiayaan yang disalurkan. BTN Syariah mencatatkan penurunan non-performing financing (NPF) gross sebesar 101 bps yoy menjadi 3,31 persen per 31 Desember 2022.
"Tentunya dengan kualitas pembiayaan yang terus membaik akan menambah pendapatan dan laba bersih BTN Syariah ke depannya," jelas Hirwandi.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN Syariah juga tercatat ikut menanjak di level 18,38 persen yoy menjadi Rp34,64 triliun pada akhir 2022. Dengan kenaikan tersebut, aset BTN Syariah naik 18,18 persen yoy menjadi Rp45,33 triliun per 31 Desember 2022.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan pertumbuhan BTN Syariah tersebut disumbang oleh peningkatan pembiayaan dan perbaikan kualitas pembiayaan.
"Kami akan terus mengoptimalkan BTN Syariah terutama pembiayaan perumahan dengan skema syariah yang saat ini makin diminati masyarakat Indonesia," jelas Haru, dikutip Rabu, 22 Februari 2023.
Adapun, dalam laporan keuangan BTN, BTN Syariah mencatatkan laba bersih yang melesat 80,12 persen yoy menjadi Rp333,58 miliar per 31 Desember 2022 dari Rp185,20 miliar di akhir 2021. Sejalan dengan kenaikan laba bersih tersebut, pembiayaan BTN Syariah juga tercatat tumbuh 14,79 persen yoy menjadi Rp33,62 triliun per 31 Desember 2022.
Target bisnis BTN Syariah di 2023
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Consumer BTN Hirwandi Gafar mengatakan BTN Syariah optimistis pada 2023 dapat menyalurkan pembiayaan dengan pertumbuhan double digit.
"Kami menargetkan pembiayaan syariah sekitar 13-14 persen disumbang permintaan yang masih tinggi di KPR Syariah," tutur Hirwandi.
Hirwandi melanjutkan, selain meningkatkan pembiayaan, BTN Syariah juga sukses memperbaiki kualitas pembiayaan yang disalurkan. BTN Syariah mencatatkan penurunan non-performing financing (NPF) gross sebesar 101 bps yoy menjadi 3,31 persen per 31 Desember 2022.
"Tentunya dengan kualitas pembiayaan yang terus membaik akan menambah pendapatan dan laba bersih BTN Syariah ke depannya," jelas Hirwandi.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN Syariah juga tercatat ikut menanjak di level 18,38 persen yoy menjadi Rp34,64 triliun pada akhir 2022. Dengan kenaikan tersebut, aset BTN Syariah naik 18,18 persen yoy menjadi Rp45,33 triliun per 31 Desember 2022.