PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Rabu (11/1). Dalam agenda tersebut para pemegang saham menyetujui pengunduran diri Heru Budi Hartono sebagai komisaris perseroan sejalan dengan pengangkatannya menjadi penjabat Gubernur DKI Jakarta. Bank pelat merah itu optimistis penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) tahun ini mencapai 11 persen tahun ini.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo menuturkan, pemegang saham menyetujui pengangkatan M Yusuf Permana sebagai Komisaris Bank BTN menggantikan Heru. Selain itu, juga mengangkat kembali Andi Nirwoto sebagai Direktur IT and Digital Bank BTN.
"Dengan adanya komposisi Komisaris yang baru ini, Bank BTN semakin optimistis dalam mencapai target menjadi The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada 2025," paparnya.
Pada akhir 2022 lalu, Bank BTN berhasil menyelesaikan target bisnis dengan baik. Data unaudited menunjukkan KPR tumbuh 8,5 persen.
"Terbesar masih berasal dari KPR subsidi. Bahkan mendekati double digit," terang Wakil Direktur Utama Nixon LP Napitupulu.
Menurut dia, pertumbuhan KPR di segmen bawah lebih tinggi dibandingkan kelas menengah atas (middle up). Ditambah, pemerintah telah menaikkan 10 persen kuota skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari 200 ribu menjadi 220 ribu unit rumah tahun ini.
"Sehingga kami yakin bahwa dengan data-data itu masih bisa tumbuh double digit. Sekitar 10 sampai 11 persen," imbuhnya.
Nixon memastikan kualitas kredit masih terjaga. Rasio kredit macet alias non-performing loan (NPL) untuk KPR subsidi masih di bawah 1 persen. Justru, BTN menghindari pembiayaan untuk high rise building project (proyek bangunan tinggi).
Kondisi restrukturisasi kredit juga semakin membaik. Pada Desember 2022, tercatat Rp 1,7 triliun lulus dari skema relaksasi.
"Karena mungkin di situasi hari ini mereka masih tetap menjaga pengamanan pembayaran dan kepemilikan rumahnya agar tidak bermasalah dengan bank. Itu yang menjadi motivasi besar debitur keluar dari LAR (loan at risk)," bebernya.
Direktur Finance BTN Nofry Rony Poetra turut menjelaskan beberapa hal dalam sebelum melakukan penyesuaian bunga kredit terhadap kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Yakni, melihat kondisi likuiditas yang dimiliki. Dia tak menampik sikap hawkis bank sentral berdampak terhadap sumber dana.
Hingga akhir 2022, likuiditas BTN terbilang cukup bagus. Tercermin dari rasio dana murah alias current account saving account (CASA) dengan kisaran 47 sampai 48 persen,"jelasnya.
Kemudian, bank juga harus memerhatikan unsur dari debitur. Karena ini sangat memengaruhi kualitas kredit. Dan terakhir, tentu melihat kondisi persaingan di perbankan.