Ciptadana Sekuritas melalui laporan “Equity Market Outlook 2024” menyebutkan saham BBTN memiliki prospek pertumbuhan kinerja keuangan dan saham menjanjikan tahun depan. Apalagi BTN satu-satunya bank yang memfokuskan penyaluran kredit kepemilikan rumah (KPR) dan mendapatkan dukungan kuat dari pemerintah.
Berdasarkan analisa Ciptadana Sekuritas terdapat tiga poin penting yang membuat saham BBTN layak menjadi incaran tahun 2024, yaitu pertama perseroan akan menjadi satu dari beberapa bank yang diuntungkan atas ekspektasi penurunan tingkat suku bunga.
"BBTN merupakan bank yang paling sensitive dengan kenaikan tingkat suku bunga, karena fixed return aset yang relatif tinggi bersamaan dengan mayoritas pendanaan bersumber dari deposito, sehingga penurunan suku bunga akan berdampak besar bagi perseroan,” terang riset tersebut dikutip Senin (18/12/2023).
Faktor kedua, terang Ciptadana Sekuritas, BTN merupakan bank yang paling diuntungkan atas insiasif pemerintah untuk mendongkrak ketersediaan rumah bagi masyarakat. Skema pengucuran KPR bagi rumah bersubsidi akan tetap menjadi andalan perseroan dan diharapkan terus menguntungkan perseroan ke depan.
BTN menguasai penyaluran KPR bersubsidi mencapai 85% dari total pangsa pasar. Posisi tersebut menjadikan prospek perseroan cenderung menguat di tengah peluang pertumbuhan pasar properti tahun depan.
Ketiga, terang Ciptadana Sekuritas, pergerakan harga saham BBTN akan dipengaruhi rencana pemisahan unit bisnis syariah sesuai dengan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sedangkan secara valuasi, Ciptadana Sekuritas menyebutkan, saham BBTN terolong masih murah merefleksikan perkiraan PBV sekitar 0,6 kali tahun 2024. Dengan demikian, saham BBTN yang paling murah di antara saham sektor perbankan lainnya. Berbagai faktor tersebut mendorong Ciptadana Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp2.125.
Target harga tersebut juga mempertimbangkan proyeksi kenaikan laba bersih perseroan menjadi Rp3,95 triliun tahun 2024, dibandingkan perkiraan tahun 2023 senilai Rp3,28 triliun dan realisasi tahun 2022 sebanyak Rp3,04 triliun.
Booming Properti
Sementara itu, analis Sinarmas Sekuritas Arief Machrus dan Ivan Purnama Putera memberikan pandangan positif terhadap pertumbuhan KPR yang akan berimbas terhadap saham BBTN, seiring dengan regulasi insentif pajak pertambahan nilai (PPN) pembelian properti maksimal Rp220 juta.
“Kami mengantisipasi pemotongan PPN tersebut akan mendongkrak penjualan properti tahun 2024 yang berimbas terhadap peningkatan permitaan KPR melalui BBTN sebagai pemimpin pasar KPR di Indonesia,” tulisnya dalam riset tersebut.
Selain faktor tersebut, Arief dan Ivan mengatakan, BBTN diuntungkan atas rencana pemisahan unit bisnis syariah dengan membentuk bank syariah baru atau mengakuisisi bank syariah yang sudah ada. “Langkah tersebut akan menciptakan sinergi baru dan tentu akan memperkuat struktur bisnis perseroan ke depan,” terangnya dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, belum lama ini.
Sinarmas Sekuritas juga memberikan pandangan positif atas keberhasilan BBTN menekan biaya dana (CoF) di tengah peningkatan suku bunga yang berimbas terahadap kenaikan margin bunga bersih (NIM) hingga kuartal III-2023. Hal ini menggambarkan kemampuan perseroan untuk mempertahankan pertumbuhan dengan berbagai inisiafit, meskipun menghadapi tantangan akibat kenaikan suku bunga.
Hal ini mendorong Sinarmas Sekuritas untuk mempertahankan target kenaikan laba bersih BBTN menjadi Rp3,94 triliun tahun 2024, dibandingkan proyeksi tahun ini Rp3,22 triliun dan realisasi tahun lalu Rp3,04 triliun. Sedangkan saham BBTN direkomendasikan add dengan target harga Rp1.450.
Berdasarkan analisa Ciptadana Sekuritas terdapat tiga poin penting yang membuat saham BBTN layak menjadi incaran tahun 2024, yaitu pertama perseroan akan menjadi satu dari beberapa bank yang diuntungkan atas ekspektasi penurunan tingkat suku bunga.
"BBTN merupakan bank yang paling sensitive dengan kenaikan tingkat suku bunga, karena fixed return aset yang relatif tinggi bersamaan dengan mayoritas pendanaan bersumber dari deposito, sehingga penurunan suku bunga akan berdampak besar bagi perseroan,” terang riset tersebut dikutip Senin (18/12/2023).
Faktor kedua, terang Ciptadana Sekuritas, BTN merupakan bank yang paling diuntungkan atas insiasif pemerintah untuk mendongkrak ketersediaan rumah bagi masyarakat. Skema pengucuran KPR bagi rumah bersubsidi akan tetap menjadi andalan perseroan dan diharapkan terus menguntungkan perseroan ke depan.
BTN menguasai penyaluran KPR bersubsidi mencapai 85% dari total pangsa pasar. Posisi tersebut menjadikan prospek perseroan cenderung menguat di tengah peluang pertumbuhan pasar properti tahun depan.
Ketiga, terang Ciptadana Sekuritas, pergerakan harga saham BBTN akan dipengaruhi rencana pemisahan unit bisnis syariah sesuai dengan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sedangkan secara valuasi, Ciptadana Sekuritas menyebutkan, saham BBTN terolong masih murah merefleksikan perkiraan PBV sekitar 0,6 kali tahun 2024. Dengan demikian, saham BBTN yang paling murah di antara saham sektor perbankan lainnya. Berbagai faktor tersebut mendorong Ciptadana Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp2.125.
Target harga tersebut juga mempertimbangkan proyeksi kenaikan laba bersih perseroan menjadi Rp3,95 triliun tahun 2024, dibandingkan perkiraan tahun 2023 senilai Rp3,28 triliun dan realisasi tahun 2022 sebanyak Rp3,04 triliun.
Booming Properti
Sementara itu, analis Sinarmas Sekuritas Arief Machrus dan Ivan Purnama Putera memberikan pandangan positif terhadap pertumbuhan KPR yang akan berimbas terhadap saham BBTN, seiring dengan regulasi insentif pajak pertambahan nilai (PPN) pembelian properti maksimal Rp220 juta.
“Kami mengantisipasi pemotongan PPN tersebut akan mendongkrak penjualan properti tahun 2024 yang berimbas terhadap peningkatan permitaan KPR melalui BBTN sebagai pemimpin pasar KPR di Indonesia,” tulisnya dalam riset tersebut.
Selain faktor tersebut, Arief dan Ivan mengatakan, BBTN diuntungkan atas rencana pemisahan unit bisnis syariah dengan membentuk bank syariah baru atau mengakuisisi bank syariah yang sudah ada. “Langkah tersebut akan menciptakan sinergi baru dan tentu akan memperkuat struktur bisnis perseroan ke depan,” terangnya dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, belum lama ini.
Sinarmas Sekuritas juga memberikan pandangan positif atas keberhasilan BBTN menekan biaya dana (CoF) di tengah peningkatan suku bunga yang berimbas terahadap kenaikan margin bunga bersih (NIM) hingga kuartal III-2023. Hal ini menggambarkan kemampuan perseroan untuk mempertahankan pertumbuhan dengan berbagai inisiafit, meskipun menghadapi tantangan akibat kenaikan suku bunga.
Hal ini mendorong Sinarmas Sekuritas untuk mempertahankan target kenaikan laba bersih BBTN menjadi Rp3,94 triliun tahun 2024, dibandingkan proyeksi tahun ini Rp3,22 triliun dan realisasi tahun lalu Rp3,04 triliun. Sedangkan saham BBTN direkomendasikan add dengan target harga Rp1.450.